Halaman Depan / Pertanian / Budidaya Jeruk | Cara Penanganan Panen & Pasca Panen

Budidaya Jeruk | Cara Penanganan Panen & Pasca Panen

Buah jeruk adalah salah satu buah yang hampir mayoritas orang di seluruh dunia menyukainya. Oleh karena itu, bagi Anda yang hendak memulai usaha budidaya jeruk, tentunya potensi pasar masih tersedia cukup luas.

Akan tetapi sebelum Anda ingin menjalakan budidaya jeruk, ada baiknya ada mengetahui dan memahami langkah-langkah penting terkait budidaya jeruk tentunya.

Beberapa jenis varietas jeruk yang sering dibudidayakan oleh petani di Indonesia adalah jeruk Keprok (Citrus reticulata), dan jenis jeruk Siem atau Citrus microcarpa  yang banyak dibudidayakn di daerah Pontianak, Garut, serta Lumajang.

Ada pula jenis jeruk besar atau Citrus maxima herr yang banyak ditanam oleh para petani jeruk di daerah Madiun dan Bali, serta jeruk nipis dan jeruk limau yang memiliki harga jual yang relatif stabil.

Pada kesempatan kali ini Kami akan bicara mengenai cara panen dan penanganan pasca panen yang tepat, dalam budidaya jeruk, dimana dua poin tersebut menjadi faktor penentu untuk menembus pasar jeruk yang lebih luas, bahkan sampai ekspor ke Negara lain.

Penentuan Panen Budidaya Jeruk

Dalam budidaya jeruk, waktu panen sebaiknya dilakukan pada saat buah sudah masak optimal, yang ditandai dengan berubahnya warna kulit dari buah jeruk tersebut. Jika dihitung dari usia tanaman, maka budidaya jeruk Anda biasanya sudah dapat dipanen disaat memasuki usia tanaman 28 hingga 36 minggu sejak benih jeruk ditanam tergantung dari varietas jeruk apa yang Anda budidayakan.

Petiklah buah jeruk dengan menggunakan gunting pangkas untuk menghindari kerusakan tangkai tanaman. Setiap tanaman jeruk umumnya dapat menghasilkan 300 hingga 400 buah jeruk per tahun, bahkan ada beberapa varietas jeruk yang mampu menghasilkan panen hingga 500 buah per tahun.

Dibawah ini Anda bisa lihat gambar cara pemanenan dalam budidaya jeruk :

gambar cara panen dalam budidaya jeruk image
gambar cara panen dalam budidaya jeruk

Hasil panen budidaya jeruk di Indonesia sendiri hanya mampu menghasilkan 5,1 ton buah jeruk / hektar, dimana angka tersebut masih sangat jauh jika dibandingkan dengan hasil produksi Negara – Negara yang beriklim subtropis yang mampu menghasilkan 40 ton buah jeruk / hektar lahan.

Penanganan Pasca Panen Budidaya Jeruk

Perlakukan pasca panen dalam budidaya jeruk merupakan faktor penting yang berkaitan erat dengan strategi pemasaran dan target pasar yang akan Anda tuju untuk memasarkan hasil panen dari budidaya jeruk Anda. Berikut adalah 5 langkah tindakan pasca panen dalam budidaya jeruk :

Langkah Ke-1
Lakukan pengumpulan buah pada saat memanen jeruk di kebun, tempatkan buah jeruk di lokasi yang bersih dan teduh. Setelah itu pisahkanlah buah jeruk yang memar maupun bermutu rendah, sementara untuk buah jeruk yang rusak sebaiknya dibuang saja untuk menjaga kualitas jeruk yang akan Anda pasarkan.

gambar buah jeruk setelah panen dikumpulkan image
gambar buah jeruk setelah panen dikumpulkan

Langkah Ke-2
Setelah buah terkumpul di tempat yang teduh dan buah jeruk yang rusak telah dipisahkan, langkah selanjutnya adalah menyortir buah menjadi 4 kategori . pisahkan jeruk dengan diameter terbesar pada kategori A, sementara jeruk dengan kategori D adalah jeruk dengan diameter terkecil.

Tujuan utama dari penyortiran dalam budidaya jeruk menjadi empat kategori adalah agar Anda dapat menentukan harga jual yang sesuai dengan kualitas jeruk. Untuk jeruk kategori A, Anda dapat menjualnya dengan harga yang optimal, sementara itu Anda juga dapat menghindari kesalahan fatal dengan menjual jeruk dengan kategori D di harga jual yang sama dengan kategori A yang dapat merusak persepsi konsumen terhadap mutu jeruk Anda.

Inilah cara menentukan kreteria penyortiran, ciri ciri buah jeruk keprok yang biasa diminta oleh distributor, pedagang jeruk keprok, maupun supermarket :

  • Kategori A : Jeruk keprok berdiameter lebih dari 7,1 cm atau berat lebih dari 151 gr
  • Kategori B : Jeruk keprok berdiameter 6,1 – 7,0 cm atau berat buah 101 – 150 gr
  • Kategori C : Jeruk keprok berdiameter 5,1 – 6,0 cm atau berat buah 51 – 100 gr
  • Kategori D : Jeruk keprok berdiameter 4,0 – 5,0 cm atau berat buah kurang dari 50 gr

Kami berikan contoh teknik penyortiran buah, untuk memilah kualitas buah jeruk :

gambar buah jeruk disortir ke 1berdasarkan diameter image
gambar buah jeruk disortir ke 1 berdasarkan diameter
gambar buah jeruk disortir tahap 2 dan di bersihkan image
gambar buah jeruk disortir tahap 2 dan di bersihkan

Langkah Ke-3
Setelah disortir berdasarkan ukuran diameter dari buah jeruk, simpanlah buah jeruk tersebut sebelum diantarkan kepada konsumen di dalam ruangan yang bersih dengan suhu kamar antara 8 sampai 10 derajat celcius.

Langkah Ke-4
Mengemas jeruk dengan baik juga merupakan faktor penting dalam budidaya jeruk. Masukkan jeruk kedalam keranjang kotak yang terbuat dari bambu ataupun kayu yang ringan namun kuat untuk kebutuhan lokal, sementara gunakanlah kardus untuk mengemas jeruk Anda dalam pasar ekspor.

gambar buah jeruk dipack / kemasan kardus untuk di ekspor image
gambar buah jeruk dipack / kemasan kardus untuk di ekspor

Selanjutnya susun tatanan buah jeruk sedemikian rupa, sehingga buah tidak dapat bergerak bebas, namun tetap ada ruang udara diantara jeruk. Tindakan ini guna meminimalisir kerusakan dari buah selama proses pengiriman. Kemaslah jeruk di dalam keranjang wadah dengan kapasitas maksimal 50 kilogram untuk menjaga jeruk agar tidak rusak.

Demikianlah artikel singkat yang membahas mengenai tindakan pasca panen pada budidaya jeruk, semoga menambah informasi bagi Anda . Semoga Berhasil !!!

Tentang Admin Web Info Agribisnis

Cek Artikel Ini Juga :

tanaman kacang merah

Perhatikan Hal Ini Sebelum Menanam Tanaman Kacang Merah

Tanaman kacang merah adalah salah satu tanaman yang sangat terkenal di Indonesia. Kacang merah termasuk …

Budidaya Jeruk | Cara Penanganan Panen & Pasca Panen


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Budidaya Jeruk | Cara Penanganan Panen & Pasca Panen